Wakil Ketua Asprov PSSI Aceh Buka Kopertes Wasit, PP dan PW
Banda Aceh - Wakil Ketua Asprov PSSI Aceh, Irfansyah buka Kopertes Wasit PP dan PW di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh (6/11/2022).
"Indah berkelas", kalimat itu masih terngiang-giang di kepala. Dua kata tersebut sering diucapkan oleh komentator di tarkam-tarkam yang ada di Aceh. Bagi sebahagian orang mungkin sekadar indah di telinga, tapi bagi saya berbeda. Indah berkelas bukan sebatas mengkomentari aksi pemain yang mengundang decak kagum, tapi bagi saya, ada filosofi lain.
Sepakbola akan indah berkelas, bila wasit beserta perangkat pertandingan memimpin dengan adil. Rule of the game yang dijunjung tinggi, hanya menjadi omong kosong bila wasit dan perangkat pertandingan tidak memiliki integritas.
Para wasit dan perangkat pertandingan mengikuti kopertes. Ini menjadi medium untuk menguji kelayakan mereka. Sekaligus memastikan regenerasi wasit dan perangkat pertandingan di Aceh, sekaligus cikal bakal mereka untuk mengepakkan sayap ke level nasional, suatu hari nanti.
Wakil Ketua Asprov PSSI Aceh, Irfansyah menyampaikan keresahan banyak pencinta sepakbola, bahwa wasit yang berintegritas adalah harapan penonton, pemilik klub, panitia turnamen, apalagi pemain. Sepakbola yang sudah disemai sejak di akar rumput, tumbuh dengan kompetisi baik amatir ataupun profesional, kerap kehilangan makna hanya karena sejumlah oknum wasit dan perangkat pertandingan yang tidak amanah.
"Mengultimatum kepada wasit dan perangkat pertandingan untuk selalu mengedepankan integritas, keberanian atas nama benar dan punya semangat untuk selalu update terhadap perkembangan hukum dan keilmuan profesi mereka. Sudah seharusnya, wasit dan perangkat pertandingan yang -maaf- 'kurang ajar' ditertibkan!" Ucap Irfansyah.
Ia menambahkan akan sangat tegas, bila ada oknum wasit dan perangkat pertandingan yang nakal. Saya juga mendorong komite wasit untuk tegas sesuai dengan mekanisme yang ada, untuk memarkir oknum wasit dan perangkat pertandingan yang jahat. Karena ulah mereka, ada banyak orang yang peduli sepakbola urung diri, banyak mimpi pemain muda layu, dan seterusnya.
"Ke depan, saya tidak lagi ingin mendengar ada wasit dan perangkat pertandingan yang tanpa etika berani mengangkat telpon dari pengurus tim tertentu, padahal laga sedang jeda antar babak. Jangan ada lagi wasit yang bisa dilobi malam harinya. Mungkin ini berat untuk disampaikan, tapi percayalah rahasia umum ini sudah tau sama tau." Terangnya.
Askab ataupun Askot PSSI yang ada di Aceh, wasitnya harus benar-benar di-upgrade secara pengetahuan. Ada banyak wasit muda yang sejatinya harapan, justru cuma menang tenaga tapi pengetahuannya memprihatinkan. Belum lagi, wasit yang sudah tua enggan belajar. Wasit harus berintegritas! Bila tidak, maka pemandangan kungfu di berbagai kompetisi; mulai dari tarkam, Liga hingga #timnas akan merajalela.
"InsyaAllah belum terlambat untuk berubah. Semuanya demi sepakbola Indonesia yang lebih baik, terkhusus Aceh." Tutupnya.